Pohon disebut juga sebagai tumbuhan berkayu, baik yang berakat tunggal (dikotil) maupun yang berakar serabut (monokotil). Alangkah banyak fungsi pohon yang masyarakat rasakan mengingat adanya hubungan simbiosis mutualisme, dimana manusia sebagai salah satu komponen dari lingkungan terikat hubungan saling menguntungkan dengan alam yang merupakan tempat manusia itu sendiri berpijak.
Dengan meningkatnya populasi dari manusia itu sendiri, sehingga sudah seharusnya disertai dengan peningkatan sumber daya alam (salah satunya adalah pohon) yang menjadi penopang hidup manusia, sehingga hubungan simbiosis mutualisme itu bisa terjaga. Namun realita yang terjadi saat ini malah sebaliknya, perkembangan populasi dari manusia dibarengi dengan menurunnya populasi dari pohon baik penebangan pohon yang tidak disertai dengan penanaman kembali maupun kurangnya peremajaan pada pohon yang sudah tua. Padahal jika kita telusuri lebih dalam, pembalakan maupun sedikitnya penanaman pohon yang dilakukan menjadi bumerang tersendiri bagi manusia.
Alam dan manusia saling menguntungkan ketika segala sesuatunya itu seimbang, termasuk penebangan pohon dan penanaman kembali haruslah terjadi secara seimbang. Namun, ternyata manusia banyak yang tidak sadar akan hal itu. Pohon seenaknya ditebang tanpa disertai penanaman kembali, termasuk pohon – pohon yang sudah tua dibiarkan saja tanpa adanya peremajaan. Akibatnya rawan sekali negeri kita ini tertimpa bencana akibat ulah manusianya itu sendiri. Dimusim kemarau, panas akan menghantui setiap daerah yang memiliki sedikit pohon. Sebaliknya jika musim penghujan datang, banjir akan gampang meluluhlantakan lingkungan masyarakat karena tidak ada atau sedikitnya pohon yang ada sebagai penahan dari air hujan.
Begitupula dengan pohon yang sudah tua tanpa peremajaan. Tidak tanggapnya manusia akan hal ini menyebabkan pohon itu gampang tumbang bahkan bisa saja menelan korban jiwa. Tentu cuaca ekstrim seperti sekarang ini, hujan yang disertai angin yang kencang membuat semakin berpeluangnya pohon yang tua tanpa peremajaan itu tumbang. Oleh sebab itu, sudah seharusnya kita selaku masyarakat lebih tanggap akan peremejaan pohon yang tua. Sehingga resiko akan tumbangnya pohon semakin berkurang.
Tanggal 28 November diperingati sebagai hari menanam pohon nasional. Hari dimana masyarakat diingatkan kembali akan pentingnya pohon dalam kehidupan. Banyak kalangan masyarakat yang menanam pohon pada hari itu, dari mulai kalangan bawah hingga kalangan atas, dari kaum intelek hingga non intelek, dari rakyat biasa hingga pejabat negara, semua kembali menanam pohon untuk mengembalikan hubungan simbiosis mutualisme antara manusia dengan alam. Tetapi, selain menanam pohon kita juga harus merawatnya. Pohon yang sudah ditanam, tentu membutuhkan perawatan agar dia dapat tumbuh dengan baik. Oleh sebab itu, sudah sepantasnya kita selaku kalangan mahasiswa memulai untuk peduli kembali akan pentingnya peran pohon dalam kehidupan.
Marilah kita bersama – sama menanam pohon, mungkin untuk sekarang sudah tidak menerapkan one man one tree lagi, akan tetapi One man Ten Tree. Tak bisa dipungkiri akan peranan alam di kehidupan manusia. Mari kembali ke simbiosis mutualisme, dimana alam dan manusia hidup harmonis dalam hubungan saling menguntungkan. Bukan menjadi hubungan simbiosis amensalisme bahkan sampai adanya hubungan simbiosis kompetisi.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar