marquee

Silih Asih ku Pangarti, Silih Asah ku Pangabisa, Silih Asuh ku Pangaweruh

Kamis, 28 Februari 2013

Kami yang Perlahan Terusir

Mentari masih memancar di seantero negeri
Langit masih biru, melukis eloknya pertiwi
Pohon rindang masih berjejer di jalanan kota kami
Orang-orang masih berlalu lalang disini

Ketika dulu hanya sepeda yang memecah jalanan
Sekarang sudah sepeda motor yang memakai mesin penyumbang polusi kota
Ketika dulu mobil mini bus yang melintas
Sekarang sudah mobil beroda banyak yang menggeleng jalanan depan rumah

Ah.. desa kami sudah menjadi kota industri
Hutan kami, sudah berganti  gedung pabrik
Kebun kami, sudah beralih fungsi menjadi lapangan parkir
Udara bersih kami, sudah berubah menjadi polusi

Ketika orang ber-jas tersenyum puas
Kami hanya bisa melihat
Ketika pengusaha semakin subur
Kami hanya semakin terkubur
Ketika penguasa menambah mesin demi mesin
Kami hanya menambah catatan penerima beras raskin

Ini tanah air kami,
Ini tumpah darah kami,
Ini negeri kami,
Ini bangsa kami,

Haruskah kami terusir
Dari tanah kelahiran kami sendiri
Haruskah kami melipir ke pinggir
Mengalah pada orang yang perlahan mengusir

Haruskah kami menanggung derita
Sedangkan kami tak tahu apa-apa
Haruskah kami menanggung bencana
Sedangkan kami hanya sebagai korban kemunafikan manusia
Haruskah kami terasingkan
Padahal kami sadar, ini Indonesia


Karawang, 23 Januari 2013

2 komentar:

  1. Insyaallah kalo sumber daya manusia karawang berkualitas , tkkan terjadi hal yg diharapkan. bekali dengan iman dan ketaqwaan, isi diri dgn pengetahuan... faktor pendidikan menjadi pendukung utama kemajuan masyarakat karawang. good ..

    BalasHapus
  2. Amin...
    semoga saja...

    ini melihat realita saja, toh orang Karawang asli, mayoritas berdomisili di pinggiran...
    kalaupun memang menjadi kota industri, putra Karawang pun hanya menjadi buruh yang kebanyakan hanya burun kontrak.. *miris

    BalasHapus