marquee

Silih Asih ku Pangarti, Silih Asah ku Pangabisa, Silih Asuh ku Pangaweruh

Kamis, 19 Januari 2017

Gereja Ayam - Burung dari Surga

Halaman Gereja Ayam 


Magelang 2017

Matahari mulai beranjak kembali ke peraduannya di ufuk barat. Hari yang cerah, walaupun sebelumnya mendung sempat bertegur sapa, walau tanpa membawa sahabatnya, hujan. Beberapa kilo meter dari candi budha terbesar di dunia, terdapat satu gereja tua yang dibangun sekitar tahun 90-an oleh salah seorang umat kristiani dari Jakarta bernama Daniel Alamsyah.

Gereja Ayam, Rumah Doa Rhema, Bukit Rhema, Gereja Rhema, Gereja Merpati

Mungkin itulah beberapa julukan untuk menyebut tempat tua berarsitektur unik ini. Setidaknya orang-orang di luar sana lebih mengenalnya dengan sebutan Gereja Ayam. Gereja atau disebut pula rumah doa ini berada di Dusun Gombong, Desa Kembang Limus, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang - Jawa Tengah ini berada di atas punthuk atau bukit yang dikelilingi oleh hutan yang hijau. Hanya butuh sekitar 10-15 menit dari Candi Borobudur atau kurang lebih 1,5 jam dari Kota Yogyakarta agar pengunjung dapat mencapai tempat ini.

Menara Gereja Ayam



Sejarah Gereja Ayam
Gereja Ayam atau Rumah Doa Rhema (whatever it called) bermula dari seorang umat kristiani dari Jakarta yang menikah dengan penduduk setempat dan membeli tanah di sebuah punthuk di tahun 1988, hingga pada tahun 90-an beliau membangun sebuah Gereja atau Rumah Doa disana. Bangunan berarsitektur burung rhema lengkap dengan kepala, jambul, paruh, dan ekor ini memanjakan mata serta menghasilkan berbagai pertanyaan di dalam kepala saya "kok ada bangunan unik di tengah belantara seperti ini? tujuannya apa?". Diawal memang ada kejanggalan bagi saya pribadi tentang penempatan sebuah gereja di atas bukit, di tengah hutan belantara, dan di tengah penduduk yang beragama muslim (what's happen in there?). Selain itu, keberadaan gereja di atas punthuk tersebut berhubungan dengan tempat rehabilitasi narkoba, gangguan jiwa, dan rehabilitasi kenakalan remaja lainnya. Konon, pemilik dari bangunan ini memiliki yayasan rehabilitasi bagi remaja yang memiliki masalah penyimpangan sosial. 

Akses menuju Gereja Ayam tidak sulit, bisa dijangkau oleh motor maupun mobil pribadi. Eiiiiittsss... hati-hati salah masuk gang. Sebelumnya, saya sudah diingatkan oleh penjaga parkir motor di kawasan wisata Candi Borobudur jika rute menuju Gereja Ayam patokan masuk gangnya adalah melewati terlebih dahulu mesjid dan rumah makan padang di sebelah kiri. Kemudian di sebelah kiri juga terdapat tulisan "Wisata Bukit Rhema". Akan tetapi, kesalahan saya adalah belok di gang sebelum plang nama Wisata Bukit Rhema (kejebak tulisan Bukit Barede yang saya kira sama saja dengan Bukit Rhema). Alhasil, ketika berpapasan dengan penduduk setempat (yang ternyata ojeg calo), malah menawarkan jasa antar berbayar, padahal saya bertanya rute saja. Untuk alasan keamanan, tawar-menawarlah kami disana, karena ojeg ini menawarkan jasa seharga Rp. 20.000. Dengan jasa berbayar setelah tawar-menawar seharga Rp 10.000.- diantarlah saya sampai di parkiran Wisata Bukit Rhema.

*Info Penting*
Bertanyalah pada orang yang tidak menggunakan motor, nanti malah ditawari jasa ojeg antar


Baik motor maupun mobil pengunjung yang hendak menuju Gereja Ayam dapat menyimpan kendaraannya di tempat parkir yang telah disiapkan pengelola. Tenang saja, ada atap untuk kendaraan kita kok. Dari perkiran menuju lokasi gereja, pengunjung harus berjalan kaki melewati pos tiket masuk, serta harus melalui jalan menanjak yang dapat membuat jantung berdegup lebih kencang. Akan tetapi, pengelola menyediakan mobil untuk mengangkut pengunjung dari tempat parkir menuju lokasi. Dengan membayar Rp 14.000/orang, dan biaya tiket masuk sebesar Rp 10.000/orang (totalnya Rp 24.000.-) anda dapat menikmati fasilitas mobil pengantar ini.


Angkutan dari Parkiran ke Gereja Ayam
Sesampainya di halaman gereja, pengunjung akan disuguhkan dengan bangunan tua berarsitektur unik. Bangunan lima lantai ini berdiri kokoh dengan arsitektur burung rhema atau lebih dikenal dengan burung merpati. Pengunjung (yang sudah membeli tiket tentunya) bebas untuk masuk dan mengelilingi seisi gereja. Pintu masuk terletak di sisi kiri gereja. Ketika masuk, akan ada petugas yang memeriksa tiket pengunjung. Tangga untuk naik ke menara gereja (bagian jambul rhema) ada di bagian depan ruang utama ini. Sedangkan,tangga untuk masuk ke bagian bawah gereja ada di bagian belakang ruang utama.


Sepuluh tahun ke belakang, gereja rhema ditelantarkan begitu saja. Walaupun sebelumnya dipakai sebagai meditasi bagi sebagian umat kristiani dan sempat dijadikan tempat rehabilitasi kenakalan remaja dan pecandu narkoba. Awal januari kemarin, gereja ini sedang dalam tahap renovasi dikarenakan mulai banyaknya pengunjung yang mulai berdatangan ke tempat ini.


*To be continued





Tidak ada komentar:

Posting Komentar