marquee

Silih Asih ku Pangarti, Silih Asah ku Pangabisa, Silih Asuh ku Pangaweruh

Selasa, 19 Januari 2021

TERBANG DI MASA PANDEMI (JAKARTA - LOMBOK)

  



 Hampir setahun sudah pandemi SARS-CoV-2 atau yang akrab dikenal dengan virus corona menyelimuti pertiwi. Dengan adanya pandemi ini, tentunya berpengaruh terhadap tatanan kehidupan di berbagai bidang, salah satunya adalah bidang pariwisata dan ekonomi kreatif. 

    "Siapa yang rindu berwisata?"
    "Saya!", dan mungkin banyak orang di luar sana yang merindukan traveling dari satu tempat ke tempat lainnya. 

    Akhir-akhir ini saya banyak mendapat pertanyaan tentang pariwisata, diantaranya adalah bagaimana keamanan dan mekanisme terbang di masa pandemi. Pada kesempatan ini, saya akan kupas tentang penerbangan di masa pandemi berdasarkan pengalaman saya pribadi. Oleh sebab itu, mungkin pengalaman saya dengan teman-teman berbeda. 



       Pagi itu, sebelum adzan subhuh berkumandang saya sudah duduk manis di dalam bus Damri Karawang - Bandara Soekarno Hatta yang mangkal di Kawasan Grand Taruma, Karawang Barat. Sebagai informasi, selama pandemi ada perubahan jadwal keberangkatan dan ongkos dari Karawang ke Bandara Soekarno Hatta. Saya menggunakan Damri dengan jadwal pemberangkatan jam 4 pagi, berhubung sehari sebelumnya saya mendapatkan informasi jika antrian untuk rapid test antigen panjang dan dibutuhkan waktu yang cukup lama. 

    Jalanan Karawang ke Soekarno Hatta pagi itu sangat lancar. Kurang dari 2 jam bus damri yang saya naiki sudah sampai di Terminal 2 keberangkatan. Tanpa pikir panjang saya langsung mencari informasi mengenai tempat untuk Rapid Test. Alhamdulillah pelaksanaan rapid test antigen tidak antri seperti berita yang saya baca di hari-hari kemarin.  Saya memilih lokasi tes di Airport Health Center di T2 (Stasiun Skytrain – Walk in service), dikarenakan tempat inilah yang paling dekat dijangkau dari tempat saya saat ini. 

    Selain di AHC Terminal 2, ada 6 lokasi lainnya yang dipersiapkan untuk tempat PCR maupun rapid test, keenam tempat itu adalah Airport Health Center di T2 (Terminal 2D – Pre-order service) dan Airport Health Center di T3 (SMMILE Center – Walk in service). Selain itu, ada juga di Airport Health Center di T3 (area lounge umroh – Pre-order service), Drive Thru tes di lapangan parkir T3, Drive Thru tes di lapangan parkir T2 dan Drive Thru tes di lapangan parkir T1

    Alhasil, saya harus menunggu waktu boarding dengan sangat lama. Dikarenakan waktu boarding saya adalah pukul 12.10, karena take off jam 12.40 WIB. Sedangkan pukul 06.10 WIB, saya sudah kibas-kibas hasil negatif rapid antigen. 




   Kalau ditanya ngapain aja nunggu boarding? Saya cuma makan, tidur, dan naik turun lift antara terminal keberangkatan dan terminal kedatangan (Hahaha). Gak ada kerjaan, memang. Hiburan saat itu yah mencoba lift tanpa tombol, tapi diinjak. Norak sih, tapi nikmati saja. 
** Ok, Skip**

    Check in jam 11.30 WIB, pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan QZ-612 tujuan Lombok (LOP) delayed menjadi jam 13.10 WIB. Gak apa-apa, sudah terlatih menunggu toh!. Sebelum Chek in, ada validasi surat keterangan negatif dari rapid test antigen SARS-CoV-2 dulu. Baru kita bisa mengantri untuk bagasi dan chek in. Yang sudah chek in melalui website atau daring lainnya, tinggal lanjut urus bagasi. Yang gak urus bagasi tinggal lanjut ke waiting room masing-masing Gate. Sambil menunggu waktu boarding, bisa banget sempetin mengisi E-Hac (aplikasi tracingnya pemerintah Indonesia), kalau gak diisi, nanti gak bisa keluar bandara kedatangan. 

E-Hac



    Akhirnya, waktu boarding tiba. Saya masuk melalui Gate 1 keberangkatan. Kursi 2 dari belakang masih terlihat jauh dari pandangan mata. Senyum manis pramugari dengan kesibukan bejibaku membantu penumpang menaikan barang bawaannya ke atas kabin. 

    "Saya di samping jendela yah duduknya". Ucap saya kepada travelmate yang sedari awal perjalanan menemani saya. "Mau bikin video", lanjut saya. Oh iya, di keterangan salah satu aplikasi pembelian tiket, harusnya pesawat ini seat distancing. Tapi berhubung saya duduk di seat belakang, jejeran seat saya di isi 2 orang, dan sebelahnya hanya 1 orang. Kosong memang. Selama di pesawat, saya menggunakan masker. 




    Tidak lama dari boarding penumpang, mesin pesawat mulai dinyalakan. Kemudian berjalan mundur dan berputar mengikuti arahan petugas. Pesawat mulai berjalan, mengantri untuk mendapatkan giliran take off di landasan pacu. Dari yang saya baca di salah satu media, bandara Soekarno Hatta menerbangkan 50 pesawat terbang per jam. Menakjubkan bukan? Antrian pesawat sampai 1 jam, kesimpulan saya ada 50 pesawat di depan saya yang sedari tadi sudah mengantri. Pemandangan selama antrian ini, ya di samping kiri saya bergilir pesawat take off dan landing dari berbagai maskapai.

    "Bismillahirrahmaanirrahiim", pesawat mulai mengeluarkan tenaga turbonya. Di saat seperti ini, bismillahi tawakkaltu'alallah menjadi kunci. Karena kita tidak tau apa yang akan terjadi di atas awan nanti. Pesawat pun mulai meninggalkan pijakan aspalnya. Terbang. 




Lombok, I'm coming... 


to be continue

Detail Biaya :
Tiket Pesawat CGK-LOP : Rp 663.500
Damri Karawang - Bandara Soeta : Rp 145.000
Rapid Test Antigen : Rp 200.000



    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar