marquee

Silih Asih ku Pangarti, Silih Asah ku Pangabisa, Silih Asuh ku Pangaweruh

Rabu, 14 Januari 2015

Rinjani... "Mengunjungi Langit Dewi Anjani" - (Part - 3)

Berangkaaaatttt (Photo by: Paps Muchlis)
Selamat pagi bumi...
Selamat merasakan rasa bahagia yang tak terkira...

Ayam pun menjadi alarm alamiah kami pagi itu.
Masing-masing dari kami sibuk mempersiapkan logistik dan perbekalan kami untuk perjalanan panjang kali ini. Mencoba menggendong perbekalan yang sudah dipacking rapih di carriel "Deuter Futura Pro 42" siap menjadi teman setia yang mungkin akan membuat tenaga saya cepat terkikis. 

"Dicoba dulu, dung!" sapa Ikhwan yang membuyarkan lamunanku. Sontak seketika itu juga carriel itu pun aku gendong. Berat yang tak sesuai dengan postur badanku, membuatku sedikit ragu untuk membawanya sampai ke Plawangan (camp terakhir sebelum summit). Tak berhenti di sana, saya pun mencoba carriel-carriel lainnya (read : Ikhwan dan Desi),, yaaaaa mereka sama-sama berat juga toh! walaupun punya Ikhwan jauh lebih berat, dan Desi jauh lebih ringan. Okeeee... meeting kecil-kecilan kami bertiga bermuara pada satu kesepakatan "sewa porter aja deh, gak yakin gue sama bawa bawaan beginian". Dengan keputusan itu, mendadak nafasku yanng sesak menahan beban, sedikit lebih lega. Akhirnya Pak Muji menjadi porter dadakan kami... Sumpah berasa senang sekali saya, maklumlah... awalnya ragu banget bawa bawaan yang beratnya pake banget. 

Setelah semua kembali dipacking dan dibereskan,,, alhasil barang bawaan saya mendadak ringan "horeeeee". cheerrssssss... dan Bismillah... go go go Rinjani...

Tepat pukul 09.00 WITA, jejak kami pun perlahan meninggalkan Bawak Nao.


Jalur Bawak Nao ini memang tak seramai jalur Sembalun, cuma turis-turis asing banyak berkeliaran juga di sini. Trek awal memang landai, membelah padang rumput dan ilalang yang kering (sunblock mana sunblock). Buat yang mau nanjak melalu jalur ini, dari subuh udah start deh, panasnya gak nahan dan bikin gosong muka, sumpah!. 

"Hati senang walaupun panas menyerang, uwowoooo (nyanyi)".


Bawak Nao adalah jalur potong kompasnya Sembalun, jalur ini katanya bisa lebih dekat menuju ke pos 1 daripada via Sembalun, hemat segala-gala. Hemat waktu, hemat tenaga, hemat hmmmm anu, hemat air juga :)

Waktu yang merupakan libur panjang menjadikan kami bukan satu-satunya tim yang ngebet pengen ke Rinjani. Hal ini terbukti dengan ramainya pendaki yang hendak menggapai salah satu dari Seven Summit of Indonesia ini. 

My our new friends (Photo by : Desi Lestari)
Selfie (Photo by : Desi Lestari)


Photo by: Tyo Angga (Apoy)




Kerjaan kami yaaa berjalan, selfie, jepret sana jepret sini, dan istirahat 
(yang terakhir itu penting saudara).



Membelah savana di teriknya matahari cukup membuat tenaga kami terkuras. Air, yaaaaah air seakan menjadi hal yang sangat istimewa. Terlebih ketika nafas mulai tersengal dan kerongkongan mulai kering.

Pos 1 pun menjadi meet point istirahat kami. Ramainya tempat tersebut menjadikan kami sepakat untuk melanjutkan perjalanan dan menjadikan pos 2 sebagai incaran tempat makan siang kami. Ya, porter kami sangat cerdas dalam membuat perencanaan perjalanan. Terbukti, setelah kami sampai pos 2, dengan gesitnya Bang Ma Win dan Pak Muji menyiapkan lapak untuk kami beristirahat dengan nyaman.

Pos 2 (Photo by: Paps Muchlis)


Oh iya, penting untuk diketahui kawan-kawan semua nih, pelayanan porter itu selain untuk membawa barang-barang selama perjalanan (dibatas kiloannya, yaaa karena mereka juga manusia), juga menyiapkan makanan, membawakan air, dan mencari tempat serta mendirikan tenda ketika hendak bermalam.



**Singkat cerita**


Perjalanan pun dilanjutkan. Pos 3 yang menjadi tujuan terakhir pendakian hari ini sudah di depan mata. Matahari sudah tak seterik tadi. Angin pun mulai berdatangan memberikan kesejukan bagi para pendaki yang mulai kelelahan. Pos tempat melepas lelah di depan mata. Lapak yang penuh memaksa kami untuk mendirikan tenda di pos ekstra. Tak apalah, yang penting punggung ini bisa diluruskan malam nanti, kaki pun dapat beristirahat dari aktivitasnya seharian ini.

Pos 3 ekstra (Photo by : Alin)

Tiga tenda pun selesai dibangun. Istirahat, makan, dan tak lupa bercuap-cuap cerita perjalanan hari itu. Mentari perlahan kembali ke peraduannya. Bintang pun satu per satu muncul mempercantik malam kami. Dan setelah makan dan puas cuap-cuap, aku pun terlelap dalam balutan hangat kantong polar ini.

Santapan malam (Photo by : Ikhwan Setiawan)


Good night kawan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar